IQNA

Idul Adha; Dari Berkorban Hingga Berpaling dari Selain Allah

17:17 - July 10, 2022
Berita ID: 3477026
TEHERAN (IQNA) - Latar belakang Idul Adha dan praktik-praktik khusus dalam Islam terkait dengan kisah menakjubkan yang disebutkan dalam Alquran. Seorang ayah diperintahkan untuk mengorbankan anaknya, tetapi pekerjaan ini dihentikan atas perintah Allah swt sehingga pesan abadi yang ditujukan kepada para pemeluk agama ilahi akan tercatat dalam sejarah.

Hari kesepuluh Dzulhijjah merupakan salah satu hari besar Islam yang disebut dengan Idul Qurban atau Idul Adha. Berabad-abad yang lalu, pada hari ini, Allah memerintahkan Ibrahim Khalil untuk mengorbankan putranya Ismail; anak yang dianugerahkan kepadanya di usia tua. Terlepas dari hal yang mengejutkan dari tindakan seperti itu dan jenis sikap yang dimiliki ayah dan anak ini terhadap perintah ilahi ini, kejutan dari cerita tersebut tidak berakhir di situ.

Nabi ilahi ini, yang keikhlasannya dianggap sebagai contoh besar dalam berbagai agama, membawa Ismail ke tempat pengorbanan dan usahanya yang serius untuk memenuhi perintah ilahi dihentikan oleh perintah Tuhan berikutnya. Pada saat ini, Jibril, malaikat wahyu, datang kepadanya dengan "domba jantan" dan menyampaikan perintah Allah ini kepada Nabi dan mempercayakan domba jantan itu kepadanya untuk dikorbankan sebagai ganti putranya.

Kisah ini diceritakan dalam surah As-Saffat ayat 99 sampai 109 dan diakhiri dengan ayat-ayat ini:

إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ * وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ * وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ * سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ.

“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim”. (QS. As-Saffat: 106-109)

Yang pasti ada hikmah yang tersembunyi dalam perintah Ilahi ini dan penghentiannya setelahnya, yang menunjukkan bahwa tindakan menyembelih itu sendiri bukanlah niat, melainkan ujian untuk mengungkapkan tidak adanya ikatan duniawi dan ketulusan nabi ini dan menjadikan dia sebagai panutan bagi para pengikutnya.

Beberapa orang percaya bahwa dengan peristiwa luar biasa ini, pesan ini disampaikan kepada umat manusia untuk mengesampingkan pengorbanan manusia dalam ritual manusia dan memberikannya aspek spiritual dan sosial, sehingga alih-alih mengorbankan seseorang, menghilangkan ketergantungannya pada properti dan anak-anak. Pesan dari peristiwa ini bukan untuk membunuh orang, tetapi untuk menyucikan niat dan tindakan manusia untuk meraih keridhaan Allah swt.

Tradisi kurban dilakukan setiap tahun pada hari Idul Adha di tanah Mina dan selama ritual haji untuk mengenang peristiwa besar itu, dan umat Islam yang pergi ke Bait Allah untuk haji, dengan syarat, wajib menyembelih salah satu hewan kurban yang halal.

Berkurban bagi umat Islam lainnya sangat dianjurkan dan sebagian ulama telah menganggapnya wajib bagi mereka yang memiliki kemampuan. (HRY)

captcha